gajah704d

Halaman unduh untuk gambar mewarnai gajah704d. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Tiga Orang Buta dan Gajah - Cerita Anak
Suatu hari, ada tiga orang buta yang sangat penasaran tentang gajah. Mereka sudah mendengar banyak cerita tentang binatang besar ini, tetapi karena mereka tidak bisa melihat, mereka hanya bisa membayangkan bentuknya dari apa yang mereka dengar. Mereka memutuskan untuk pergi ke kebun binatang untuk memegang langsung seperti apa gajah itu. Pemandu kebun binatang yang baik hati menemui mereka dan mengajak mereka menuju kandang gajah. Setelah mereka tiba, sang pemandu dengan sabar berkata, “Hari ini kalian beruntung, karena bisa memegang langsung gajah. Ini adalah kesempatan yang luar biasa.” Salah satu dari mereka, si orang pertama, adalah orang yang paling bersemangat. Ia mendekat dengan cepat dan berkata, “Saya ingin memegang bagian depan gajah!” Lalu, dengan hati-hati, ia meraba belalai gajah yang panjang dan lentur itu. Belalai itu terasa besar dan kuat, seolah bisa menggenggam apa saja. Orang kedua, yang sedikit lebih tenang, mendekat dan berkata, “Saya ingin memegang bagian tengah gajah. Pasti kakinya besar dan kuat.” Ia meraba salah satu kaki gajah yang besar dan tebal. Kaki itu terasa kokoh seperti batang pohon besar yang tertancap di tanah. Orang ketiga, yang lebih berhati-hati, memilih untuk meraba bagian ekor gajah. “Saya ingin memegang bagian belakang gajah,” katanya sambil mengusap ekor gajah yang panjang...
Baca Dongeng...Tora, Harimau yang Hampir Lupa Dirinya - Dongeng
Di jantung hutan yang sunyi, hiduplah seekor harimau muda bernama Tora. Tubuhnya besar, cakar tajam, belangnya indah seperti lukisan malam. Tapi… di balik rupa gagahnya, ada satu masalah: Tora selalu gagal berburu. Ia pernah menerkam rusa… dan malah nabrak pohon. Ia mencoba mengejar kelinci… tapi kelincinya malah balik ngolok sambil salto. Sapi? Jangan tanya. Bukan Tora yang menangkap, dia yang ditanduk dan jatuh ke lumpur. Dan kancil? Entah kenapa tiap kali Tora dekat, si licik itu selalu hilang kayak sulap. Hari demi hari, suara tawa jadi nyanyian pahit di telinganya. “Harimau kok diet daging?” “Kasian, dia lebih cocok jadi penata taman daripada predator.” Tora pun mundur dari dunia perburuan. Ia bersembunyi di balik semak, bukan untuk mengendap… tapi untuk menangis. Lalu, pada suatu senja yang lembut, datanglah ibunya. Seekor harimau tua, dengan langkah tenang dan mata penuh cahaya masa lalu. “Kenapa sembunyi, Tora?” “Aku gagal, Ibu. Aku… bukan harimau yang baik,” bisiknya nyaris tak terdengar. Ibunya duduk di sampingnya, menatap langit jingga yang mulai temaram. “Nak… siapa bilang harimau yang hebat itu harus selalu menang?” Tora diam. Jangankan menjawab, mengangkat kepala saja rasanya berat. “Dengar baik-baik…” lanjut sang ibu, “Bila hanya kuat, gajah lebih kuat. Bila hanya cepat, cheetah sudah...
Baca Dongeng...Pohon Harapan dan Ular Pembisik - Dongeng Anak
Di sebuah hutan yang luas, berdiri sebuah Pohon Harapan yang konon bisa mengabulkan permintaan siapa pun yang menyentuh batangnya dengan hati tulus. Kabar ini menyebar ke seluruh penjuru hutan, dan para hewan pun berbondong-bondong datang. Ada yang berharap menjadi kuat, kaya, atau berkuasa. Tapi ada satu masalah: tidak ada yang tahu di mana tepatnya Pohon Harapan itu berada. Di sinilah muncul Ular, si licik yang berbicara manis tapi penuh tipu daya. Ia tersenyum lebar dan berbisik kepada para hewan, “Aku tahu di mana letak Pohon Harapan. Tapi hanya yang cukup cerdas dan pantas yang bisa menemukannya.” "Siapa yang cukup pantas?" tanya Rusa penasaran. "Orang-orang terpilih… yang bisa membayar dengan sesuatu yang berharga," jawab Ular dengan mata berkilat-kilat. Maka, satu per satu hewan datang membawa sesuatu untuk Ular: buah, daging, bahkan perhiasan yang mereka temukan di desa manusia. Setiap kali seseorang membayar, Ular akan mengarahkan mereka ke sebuah pohon besar di tengah hutan. "Tepuk batangnya tiga kali dan sebut harapanmu!" kata Ular. Para hewan pun melakukannya dengan penuh semangat. Mereka menunggu… menunggu… tapi tidak terjadi apa-apa. "Hmm… mungkin kalian kurang pantas?" bisik Ular lagi. "Cobalah berdoa lebih keras… atau mungkin bayar lebih banyak?" Beberapa hewan percaya dan membayar lebih banyak lagi....
Baca Dongeng...